Festival Budaya Dan Para Layang Tolikara


Guna mempromosikan wilayah sebagai salah satu tempat penyelenggaraan olahraga pada PON 2020 mendatang, sekaligus memajukan pariwisatanya, Kabupaten Tolikara akan menggelar Festival Budaya dan olahraga Para Layang. Festival akan dipusatkan di Karubaga Ibu kota Tolikara, 4-6 Agustus mendatang. 

Wakil Bupati Tolikara Amos Jikwa mengatakan, festival budaya dan para layang yang akan diselenggarakan selama tiga hari itu untuk mempromosikan Tolikara sebagai salah satu tujuan wisata di Papua, sekaligus memantapkan diri sebagai salah satu tempat penyelenggaraan olahraga pada PON mendatang.

"Ini bagian dari promosi daerah, sekaligus bukti kesiapan dalam menyelenggarakan event," ujar Amos Jikwa. 

Menurutnya, pemerintah Kabupaten Tolikara juga akan menjadikan ajang festival itu sebagai program prioritas. "Ini akan dijadikan kalender tahun, sebagai promosi, bahwa Tolikara memiliki kekayaan objek wisata," paparnya. 

Lanjutnya, masyarakat Tolikara juga sangat menyambut baik penyelenggaraan festival, sebab sebagai wadah untuk kembali menggali kekayaan budaya. "Masyarakat mau festival ini digelar, karena budaya sudah mulai hilang," singkatnya. 

Dalam Festival Budaya itu, sambungnya akan digelar beberapa event seperti tarian perang, olahraga para layang, serta pameran sejumlah hasil karya masyarakat Tolikara.

"Karena pariwisata ini bersentuhan langsung dengan masyarakat, apa yang jadi kerajinan mereka akan di pamerkan," ucapnya. 

Mengenai kesiapan infrastruktur, Wakil Bupati mengklaim, pemerintah sudah menyiarkannya. "Kami punya hotel masuk kategori mewah yakni Hotel Tolikara, ada juga hotel lain. Masalah penerbangan juga sudah tidak ada masalah, ongkos dari Sentani ke Karubaga hanya Rp350 ribu," jelasnya. 

Masalah keamanan, tambahnya, juga tidak ada masalah. "Tolikara itu salah satu daerah paling aman," tegasnya.

Adapun target wisatawan yang diharapkan hadir pada festival itu, selain domestik juga dari mancanegara. "Ada dari beberapa negara, yang menyatakan akan datang," ujarnya. 

Yang pasti, Pemkab Tolikara ingin festival berlangsung dan meriah. "Karena ini baru pertama kali, ya tujuan kita untuk memboming dulu, tak peduli berapa wisatawan yang datang. Selanjutnya, baru akan dijadikan kalender tahunan," tambahnya. 

Kepala Dinas Pariwisata Tolikata, Adolf Iriwadan, menyatakan untuk olahraga para layang akan menghadirkan sekitar 15 atlet, yang berasal dari sejumlah daerah. "Mereka ada yang berasal dari Malang, Jakarta, Bali, Bandung, dan Lanud Jayapura," ujarnya. 

Dalam olahraga para layang itu, para atlet akan terbang sejauh 17 kilometer. "Mereka akan mulai start dari gunung di Distrik Wenan dan finish di lapangan Merah Putih, jaraknya sekitar 17 KM dan melintasi berbagai gunung," terangnya. 

Menurut di, tujuan dari festival budaya Tolikara yang menelan biaya sekitar Rp1,5 Milliar untuk mengembangkan pariwisata di wilayah Pegunungan Papua itu. "Banyak kekayaan alam yang menjadi obyek wisata di Tolikara, bahkan ini sudah pernah di promosikan di Eropa," tukasnya. 

Sementara itu, Konsultan Pelaksanaan Festival Budaya Tolikara, Mian Simanjuntak, menandaskan bahwa kolaborasi antara budaya dengan olahraga saat ini, sangat populer bagi para wisatawan. Sehingga, festival budaya dan olahraga para Layang di Tolikara pasti memancing para turis untuk datang.

"Kombinasi budaya dan olahraga kini sedang digandrungi wisatawan, tentu festival ini nanti akan mengundang turis baik domestik maupun mancanegara untuk datang," imbuhnya. 

Festival yang baru pertama dilaksanakan ini diharapkan akan terus berkelanjutan di tahun-tahun berikutnya, dan menjadi kalender tahunan pemerintah Tolikara. "Kami berharap, ini akan berlangsung secara kontinyu setiap tahun, agar pariwisata Tolikara maju," ucapnya. 

Menurut dia, ada sejumlah objek wisata yang sangat menarik untuk dikunjungi di Tolikara, seperti salah satunya gereja peninggalan misionaris. "Tentu dengan menggabungkan wisata rohani dan olahraga, wisatawan akan merasa sangat lengkap," jelasnya.

Share : Facebook Twitter Google+ Linkedin Digg