Rental Mobil Sentani

Menyediakan beberapa jenis kendaraan yang selalu dalam kondisi terawat karen kami mengutamakan kenyamanan anda dalam berkendara

Rental Mobil Sentani

Driver yang berpengalaman,ramah dan sopan siap mengantar anda sampai di tujuan

Rental Mobil Sentani

Lokasi kami yang sangat dekat dengan Bandara Sentani sangat cocok bagi anda yang butuh pelayanan cepat

Rental Mobil Sentani

Pemesanan kendaraan bisa menghubungi kami langsung di no Telepon 081344282920,untuk sekedar informasi kami juga melayani via SMS

Rental Mobil Sentani

Melayani dalam dan luar kota hub kami sekarang juga Free call or sms 081344282920.

Rental Mobil Sentani

Hadiri dan Saksikan Festival Danau Sentani yang ke VIII 19-23 Juni 2015

Rental Mobil Sentani

Festval Lembah Baliem di Selenggarakan pada Tanggal 6-8 Agustus 2015 di Kabupaten Jayawijaya

Rental Mobil Sentani

Siap Melayani dalam dan luar kota hub kami sekarang juga Free call or sms 081344282920.

Pesona Danau Sentani dari Negeri Mutiara Hitam

Sentani di Negeri Mutiara Hitam

Latar Belakang dan Sejarah
Terbentang antara Kota Jayapura dan Kabupaten Jayapura, Papua, Danau Sentani adalah danau terbesar di Papua. Di danau ini juga terdapat 21 buah pulau kecil menghiasi danau yang indah ini. Danau ini merupakan rumah bagi setidaknya 33 jenis ikan, yang hampir separuh dari mereka adalah asli danau ini. Danau ini sudah dikelola menjadi objek wisata karena berjarak 50 kilometer dari Jayapura dan mudah dijangkau. Arti kata Sentani berarti "di sini kami tinggal dengan damai”.
Nama Sentani sendiri pertama kali disebut oleh seorang Pendeta Kristen BL Bin ketika melaksanakan misionaris di wilayah danau ini pada tahun 1898. Danau Sentani dan sekitarnya dahulu merupakan tempat pelatihan untuk pendaratan pesawat amfibi. Landasan ini dibangun oleh Jepang yang kemudian diambil alih oleh Angkatan Darat AS pada tahun 1944. Legenda perang Amerika, Jenderal McArthur dikatakan pernah tinggal di danau dan di 22 pulau di dalamnya.

Daya Tarik
Menaiki perahu di danau merupakan pengalaman yang indah, Anda bisa menyewa kapal motor yang ada di dermaga Pantai Khalkote.
 Di desa Taturi, lukisan batu adalah suatu keajaiban yang layak dikunjungi. Terletak di sebuah bukit kecil di tepi danau, Anda bisa menikmati batu ini sambil berperahu.
Desa lain yang menawarkan pemandangan indah adalah Doyo Lama, tempat seni lukisan batu. Danau ini adalah titik awal yang fantastis untuk memahami budaya Papua.
Di danau ini juga diadakan Festival Danau Sentani yang biasanya diadakan pada pertengahan bulan Juni tiap tahun. Festival ini diisi dengan tarian-tarian adat di atas perahu, tarian perang khas Papua, upacara adat seperti penobatan Ondoafi, dan sajian berbagai kuliner khas Papua.

Transportasi
Jarak dari Bandara Sentani ke Danau Sentani sangat dekat, hanya sekitar 10 menit dengan perjalanan darat. Anda bisa menyewa mobil untuk memudahkan berkeliling.

Ada penyewaan mobil tersedia di bandara. Pilihan lain adalah naik angkutan umum yang ada di pintu masuk bandara atau naik taksi. Ojek juga bisa menjadi pilihan transportasi.

Akomodasi
Anda bisa menginap di hotel kelas melati. Ada sekitar 16 hotel di Sentani. Untuk kelas melati, tarif kamar per malam mulai dari Rp 250.000.

Atau, untuk mendapatkan pengalaman lebih, Anda bisa menginap di rumah penduduk dari kampung-kampung yang tersebar di Danau Sentani. Sebagian besar dari penduduk yang menetap di Danau Sentani biasa menyediakan kamar untuk wisatawan atau homestay.  Beberapa hotel berbintang empat bisa Anda temukan di Kota Jayapura dengan lama satu jam perjalanan ke Sentani.

Kuliner
Rasanya tidak lengkap jika Anda belum mencoba papeda, bubur dari sagu yang dijadikan sumber kabohidrat layaknya nasi. Sementara untuk lauknya adalah kuah kuning ikan. Pilih ikan gabus yang berasal dari Danau Sentani.

Tips
Pilihan lainnya untuk menjelajah Danau Sentani adalah kapal pesiar atau Onami Cruise yang bisa menampung 30 orang. Untuk naik kapal pesiar ini, hubungi biro perjalanan setempat.

Mencicipi Santapan Khas Papua

Makanan khas Papua memang masih jarang kita lihat di luar daerah itu sendiri. Namun, seperti keindahan alam dan budaya Papua, kulinernya unik, menggugah dan tidak akan dapat Anda temui di daerah lain di Indonesia.  Berikut makanan yang harus Anda coba jika bertandang ke Papua.
Papeda Ikan Kuah Kuning
Papeda adalah bubur dari sagu. Seperti halnya daerah bagian timur Indonesia, di Papua, Sagu merupakan sumber karbohidrat utama. Papeda yang kenyal biasanya dipadukan dengan ikan kuah kuning yang rasanya asam.
Kuah dari ikan kuah kuning di buat dengan menggunakan kunyit sehingga warnanya menjadi kuning dan gurih serta campuran dari jeruk nipis atau belimbing wuluh yang menghasilkan sensasi kuah yang begitu segar dan nimat dari rasa asamnya.


Ikan yang paling bagus untuk membuat ikan kuah kuning adalah ikan Gabus. Tetapi ada juga yang menggunakan Ikan Kue dan Kakap Merah. Biasanya Papeda Kuah Kuning akan dilengkapi dengan kehadiran sayur buah pepaya atau sering disebut sayur Ganemo. Sayur ini terbuat dari daun muda melinjo yang ditumis dengan bunga pepaya.
Hidangan ini bisa didapati di Restoran Yougwa, Sentani.
Ulat Sagu
Nah yang satu ini memerlukan nyali lebih ketika menyantapnya. Ulat Sagu, sesuai namanya, hidup di batang pohon sagu yang tumbang secara alami dan membusuk. Kandungan protein didalam larva kumbang kepala merah ini sangat tinggi, namun karena bentuknya yang seperti belatung raksasa, kebayakan wisatawan menghindarinya. Teksturnya sendiri kenyal seperti kalau kita memakan usus ayam.
Ulat sagu biasanya dimakan mentah atau bisa juga digoreng dengan cara biasa. Kadang ulat sagu ini bisa dijadikan sate juga. Karena makanan ini termasuk langka, tidak semua tempat di Papua ada.
Ikan Asar
Ikan asar ini adalah ikan asap yang dipanggang dengan mempergunakan bambu atau kayu, biasanya ikannya dibelah menjadi dua kemudian dijepit dengan bambu sebagai pembakarnya.


Untuk mendapatkan ikan asar, sebenarnya bisa mendatangi pasar tradisional di Papua. Tapi, bila ingin mencari yang murah maka sambangi saja pasar mama mama Papua yang ada di Jayapura.
Udang Selingkuh
Udang Selingkuh merupakan hewan endemik sungai Baliem. Dinamakan selingkuh karena ia memiliki capit besar, jadi terlihat seperti hasil perselingkuhan udang dan kepiting. Udang Selingkuh biasanya dihidangkan dengan saus tiram, saus asam manis, saus padang atau saus mentega.


Paling tidak ada 5 restoran di Wamena yang menyediakan udang selingkuh. Untuk harga, kuliner yang satu ini harganya cukup mahal, per porsinya bisa mencapai 100.000 rupiah.

Lukisan Kulit Kayu, Goresan Kehidupan Masyarakat Asei Sentani


Sentani, Melukis diatas lembaran kulit kayu, merupakan bagian dari kehidupan masyarakat yang tinggal di sebuah pulau di tengah Danau Sentani, Papua. Di pulau kecil yang bernama Asei ini, sedikitnya 70 kepala keluarga menetap sejak ratusan bahkan ribuan tahun lalu.

Traveling ke Danau Sentani belum lengkap kalau membawa buah tangan atau cenderamata khas pulau besar Asei yaitu Lukisan lembaran Kulit Kayu. Selain bentuknya unik juga mengandung makna filosofi yang mendalam.

Bagi masyarakat Sentani, Papua, seni lukis tidak sekadar sarana mengekspresikan nilai estetika. Lebih dari itu, seni lukis dengan lembaran kulit kayu sebagai media sarat simbol budaya setempat. Puyakha puyakhapu adalah sebutan Danau Sentani. Puyakha berarti ciri nyata dan puyakhapu bermakna kawasan air. Itu sebabnya Danau Sentani dikenal sebagai Negeri Puyaka atau Negeri Nyata.

jernih berkedalaman 50 hingga 70 meter itu hanya berjarak 36 kilometer dari ibu kota Jayapura. Ada sekitar 21 pulau yang menjulang di sekitar kawasan terbesar di Bumi Cenderawasih ini. Daerah seluas seluas 9.630 hektare ini memiliki beragam suku dan adat isitiadat. Variasi itu membuat Sentani memiliki kultur gotong royong yang sangat kuat. Sesama warga saling menghormati keberadaan makhluk ciptaan Tuhan.

Tradisi Negeri Puyakha menjadi identitas masyarakat di sana. Suatu kehidupan yang lekat dengan keagungan alam semesta. Para penduduk percaya akan keberadaan para leluhur. Mereka meyakini kekuasaan sang pencipta. Tanda-tanda itu mengental dalam kehidupan masyarakat Sentani. Semuanya tercermin dalam simbol-simbol etnik yang ada.

Dari lambang tersebut, penduduk setempaat bisa mengetahui latar belakang kedudukan seseorang dalam masyarakat. Tapi, tak seoarng pun yang bisa menjelaskan proses pencuatan kreasi tadi. Bentuk yang ada tertuang begitu saja. Diberikan kepada si pewaris secara turun-temurun dari para leluhur.

Makna karya seni itu bermakna besar ketika simbol digoreskan seorang Ondofolo, pemegang posisi kunci dalam sebuah kampung. Ondofolo juga seseorang yang disegani dan ditaati masyarakat setempat. Motif yang ada bermacam juga menandakan kekuasaan kepemimpinan adat dalam suatu keluarga atau suku. Biasanya, motif tersebut juga digunakan khusus oleh putri sulung, moyang dari suku Pepuho. Tanda tersebut untuk mencirikan pelimpahan tahta dan warisan yang jatuh padanya kelak.

Lain lagi dengan motif Hakhalu yang menggambarkan keberadaan Tuhan, Sang Pencipta langit dan bumi yang memberikan garis keturunan atas seluruh makhluk ciptaan-Nya. Simbol ini dikenakan oleh anak kedua atau bungsu dari moyang suku Pepuho. Kedua lambang tersebut diyakini masyarakat setempat sebagai cikal bakal pengembangan motif seni ukir dan lukis, seperti lukisan kulit kayu.
Ada juga motif bergambar binatang dan tumbuhan yang berada di kawasan Danau Sentani seperti daun sagu, burung cenderawasih, ikan, kura-kura, cicak, tokek, buaya. motif daun sagu, siku burung, kura-kura yang semuanya bermakna atau lambang  kemakmuran.

Warisan Budaya Dunia

Keunikan dan kandungan makna yang mendalam di lukisan kuliat kayu berpotensi dapat menjadi warisan budaya dunia, sepeti halnya Noken yang telah diakui UNESCO. Unik, karena proses pembuatan dan bahan bakunya hanya ada di Danau Sentani. Kulit kayu yang dipakai sebagai media (kanvas) lukisan berasal dari kulit pohon kombow yang hanya terdapat di Sentani.
Dahulu, kulit kayu yang berasal dari kulit inti pohon kombow digunakan sebagai bahan pakaian (daka homo) dan celana untuk kaum pria (cidako) oleh penduduk Asei Besar, Sentani. Namun, kini, peninggalan budaya itu diwariskan sebagai lembaran kulit kayu, media kanvas seni lukis. Mutu lukisan tergantung pada penanganan bahan kulit kayu. Keterlibatan emosi seniman juga berperan dalam hasil akhir kreasi tersebut.
Tak semua jenis pohon ini, dapat diambil kulit kayunya. Selain yang telah cukup umur, dipilih yang memiliki sedikit dahan. Batang pohon ini kemudian ditandai bagian-bagiannya yang akan dipotong. Lembaran-lembaran kulit kayu ini tak bisa langsung digunakan begitu saja.
Bahan dasar untuk melukis ini, lapisan luarnya yang kasar dibuang. Lalu ditumbuk dengan menggunakan plat besi untuk mendapatkan lembaran kulit kayu yang lembut dan lebar. Lebarnya bervariasi, tergantung besar kecilnya diameter batang kayu. Proses menumbuk ini memakan waktu cukup lama dan menguras tenaga. Lembaran-lembaran ini nantinya dicuci, dibuang ampasnya, selanjutnya dijemur hingga kering.
Lembaran-lembar yang telah kering inilah, dijadikan sebagai media untuk mengeskpresikan jiwa seni mereka. Layaknya kehidupan tradisional, seni kerap dimunculkan dengan memanfaatkan alam sebagai unsur yang terpenting. Dalam melukis masyarakat Sentani hanya menggunakan tiga jenis warna. Warna utama adalah hitam yang, dibuat dari jelaga yang dicampur dengan minyak kelapa. Warna lain adalah putih, dari bahan sagu atau kerang. serta warna merah, terbuat dari tanah liat.
Warna dasar tersebut juga memiliki makna filosofis yang mendalam bagi masyarakat suku Asei. Warna putih menggambarkan kebesaran suku. Nuansa merah melambangkan keperkasaan suku. Goresan hitam mencerminkan kehidupan di bumi tidak kekal. Begitulah, seniman Negeri Puyakha, menyembunyikan makna kehidupan yang terkandung di dalam karya seninya. (DAM)

Sejarah Batik Papua dan Penjelasannya | Batik Tulis

Batik Papua. Tidak lengkap rasanya setelah berkunjung ke Tanah Cenderawasih, tanpa membawa buah tangan. Banyak jenis cinderamata unik yang tersedia di tanah Papua. Mulai dari kalung taring babi, kuku buaya, jari cenderawasih, noken (tas tradisional dari kulit kayu / anggrek), hingga koteka.
Namun, di sisi lain Indonesia sangat terkenal dengan keanekaragaman batik. Seperti halnya batik yang ada di Papua. Gambar burung cenderawasih menjadi identitas pada setiap motif batik dari Tanah papua tersebut. Jika dibandingkan dengan motif batik dari daerah lainnya di pulau Jawa, batik Papua punya perbedaan motif yang cukup mencolok yaitu cenderung memiliki warna yang lebih gelap dan motif batik papua yang terbentuk banyak terdiri dari gambaran patung khas Papua juga menggunakan simbol-simbol keramat dalam bentuk ukiran.
Batik papua selama ini yang paling populer adalah motif batik Asmat. Warna batik tersebut lebih cokelat dengan kombinasi warna tanah dan terakota.

gambar batik asmat

Motif batik papua lainnya adalah motif batik burung cendrawasih,

 gambar Batik Cendrawasih

motif batik kamoro dengan simbol patung berdiri,

 gambar batik kamoro papua

motif batik sentani yang memiliki ciri gambar alur batang kayu yang melingkar dengan warna hanya satu atau 2 warna.

gambar batik sentani

motif batik papua yang dikembangkan dengan sentuhan garis emas yang biasa disebut dengan batik prada.

gambar batik prada papua

Motif batik Tifa Honai, batik ini memiliki makna filosofis yang mendalam. Jika diterjemahkan, motif ini berarti rumah kebahagiaan, yakni rumah yang dipenuhi dengan kebahagian. Terinspirasi oleh banyak hal yang ada di tanah Papua seperti sumber mata air, alam indah, dan lain-lain.

gambar batik tifa honai

Sama halnya dengan daerah penghasil batik tulis lainnya yang punya sentra produksi batik, Papua juga memiliki sentra batik yang berada di kota Jayapura, Propinsi Papua Barat. Proses pengerjaan batik di Papua dibagi menjadi 2 yaitu para wanita mengerjakan batik tulis dan para lelaki mengerjakan batik cap. Bahan kain batik yang digunakan untuk pembuatan Batik Papua menggunakan kain katun dan sutra. Produksi batiknya lebih banyak menggunakan bahan katun, dikarenakan cuaca Papua yang cukup panas. Dalam hal pewarnaan pada awalnya menggunakan pewarna alami dari buah pinang yang selanjutnya bergeser ke pewarna sintesis karena permintaan produksi yang cepat. Terdapat beberapa kain Batik Papua yang masih diproduksi di pulau Jawa kemudian dijual di Papua. Kemungkinan besar hal itu dilakukan untuk menekan biaya produksi.

batik papua

Batik Papua saat ini sudah jauh lebih populer jika dibandingkan waktu pertama kali muncul pada era 1985-an. Saat itu pemerintah Indonesia dapat bantuan dari PBB yang diwakili oleh The United Nations Development Program (UNDP) dalam hal pemberdayaan kebudayaan Indonesia bagian timur.
Batik papua telah menembus pangsa pasar eropa, hal ini dibuktikan oleh Jimmy Afaar yang mampu membuat batik tulis asli Papua. Pada awalnya dia mengawali karirnya menjadi seorang asisten desainer di dalam negeri. Selanjutnya, dia mencoba membuat model baju batik serta motif batiknya sendiri. Hingga pada akhirnya Jimmy Afaar berhasil membongkar dominasi batik Jawa. Keberhasilannya Ini membuat bapak Joko Widodo dan Ibu Iriana Widodo tertarik untuk mengenakan batik tulis bermerek “Port Numbay” untuk acara kenegaraan.
Keanekaragaman batik Indonesia akan semakin lengkap dengan adanya Batik Papua ini. Meskipun jika dilihat dari sisi sejarah Papua tidak begitu mengenal budaya dan teknik membatik seperti masyarakat di Pulau Jawa, Tapi kini sentra batik Papua mulai tumbuh seiring perkembangan Batik Papua. Kita harus bangga dan ikut melestarikan dan mengenalkannya kepada generasi penerus serta dibimbing agar bisa lebih bersaing dengan batik nasional lainnya.

Daftar Pustaka Sejarah Batik Papua

5 Kejaiban di Papua yang Ternyata Kurang Diketahui Banyak Orang


Papua merupakan bagian wilayah Indonesia yang terkenal dengan suku-suku pedalaman dan juga memiliki salju. Bagian ujung Timur di Negara Indonesia ini, adalah satu satu wilayah yang memiliki banyak keajaiban namun tak banyak diketahui oleh orang-orang.
Keajaiban yang dimiliki Papua sungguh sangat menakjubkan, namun sayangnya tak banyak yang tau tentang keindahannya.
Jika kamu warga negara Indonesia, kamu wajib tau nih, lima keajaiban di Papua yang sangat menakjubkan. Seperti dilansir Blogspot.com, inilah dia ke lima keajaiban tersebut.

1. Salju di negara tropis
 

Jika kamu ingin melihat salju di Indonesia, datanglah ke Papua tepatnya di Gunung Carstenz. Gunung Carstenz merupakan gunung tertinggi di Papua, dengan ketinggian 4.884 mdpl. Di puncaknya terdapat salju abadi, jika kamu terbang diatasnya kamu akan dapat melihat salju yang menutupi batu-batu hitam di sana.
Namun, jika kamu ingin mendaki gunung Cartenz, kamu harus menyiapkan kebutuhan makan dan juga fisik yang kuat, sebab kamu harus mendaki selama 11 hari barulah bisa sampai ke Puncak gunung tersebut.
2. Pasir putih di atas bukit


Biasanya kamu akan menemukan pasir putih di pantai. Namun, tidak di Papua. Kamu akan menemukan pasir putih tersebut diatas bukit, bukannya di pantai. Pasir putih ini terdapat di Wamena, sebuah distrik di Kabupaten Jaya Wijaya, Papua. Di atas bukit ini terdapat hamparan pasir putih yang sangat halus.
Untuk  sampai ke bukit ini kamu hanya membutuhkan waktu selama 45 menit dari Kota Wamena. Kamu juga akan dikenakan biaya sukarela untuk sampai di atas bukit ini.
3. Mumi di pedalaman Indonesia


Mungkin kamu mengira jika mumi hanya ada di Mesir. Padahal, tak perlu jauh-jauh ke Mesir untuk melihat mumi, di Papua, tepatnya di Wamena terdapat mumi yang hampir sama dengan mumi di Mesir. Mumi di Wamena berwarna hitam, dan lekuk tubuhnya terlihat jelas. Posisi mumi tersebut dalam keadaan duduk dengan kedua tangan memegang lutut dan kepala yang mendongkak ke atas.
Mayat yang dijadikan mumi ini bukan mayat orang sembarangan. Mereka adalah para panglima perang dan para kepada suku yang usianya sudah sekitar 300 tahun. Mumi yang ada di Wamena ini berjumlahkan 6 mumi.
4. Lukisan misterius di Gua Kontilola


Kamu juga dapat menemukan Gua Kontilola di Papua. Gua ini letaknya sekitar 1 jam dari Bandara Wamena. Dalam gua ini terdapat sebuah lukisan misterius yang tidak diketahui asal usulnya. Gambar lukisan tersebut anehnya tidak sama dengan gambar orang-orang papua, hanya saja bentuknya mirip dengan bentuk manusia.
5. Telaga Biru yang Berwarna Hijau


Satu lagi keindahan yang dimiliki Papua adalah telaga biru yang airnya berwarna hijau. Telaga Biru ini terletak di Distrik Maima, Wamena. Telaga biru ini dianggap sakral oleh masyarakat setempat, karena menurut mereka telaga ini merupakan tempat manusia pertama kali muncul.
Nah, itulah dia ke lima keajaiban di Papua yang kurang diketahui oleh banyak orang

Festival Teluk Humboldt, Pariwisata Unggulan Jayapura


Jayapura - Bagi Anda yang ingin mengeksplor budaya, wisata, seni, dan kreativitas warga Papua khususnya di Jayapura, datanglah ke Festival Teluk Humboldt (FTH) pada 5-7 Agustus 2015.

Seperti yang dikutip dari Wonderful Indonesia, Selasa (28/7/2015), acara tersebut digelar di Pantai Hamadi, Kota Jayapura, Papua, dengan tema Wonderful Humboldt. Festival tersebut merupakan yang ketujuh kalinya.

Beberapa kegiatan akan mengisi dan memeriahkan FTH VII di antaranya ialah pagelaran cerita rakyat, pagelaran tari tradisional, tari kreasi baru, gelar suling tambur, pawai budaya Nusantara, lomba ukir pahat kayu Port Numbay, dan lomba dayung tradisional.

Selain itu, festival juga akan diisi dengan pameran kerajinan tangan warga Kota Jayapura dan pameran foto Kota Jayapura tempo dulu.

Festival Teluk Humboldt salah satu upaya menjadikan Papua sebagai pilihan tujuan wisata di timur Indonesia. Kegiatan tersebut dilaksanakan setiap tahun dan menjadi agenda Pemerintah Kota Jayapura sekaligus menyambut hari kemerdekaan Republik Indonesia.

Budaya Asli

Kegiatan tersebut mengacu pada visi dan misi Kota Jayapura, yaitu mewujudkan kota beriman, yang maju mandiri, sejahtera, modern, dan berbasis kearifan lokal. Oleh karena itu, Festival Teluk Humboldt menjadi ajang untuk mengangkat budaya asli Papua dan memantapkan nilai-nilai adat yang ada di wilayah Port Numbay.

Teluk Humboldt atau nama lainnya Teluk Yos Sudarso merupakan teluk luas yang menaungi Kota Jayapura dan menjadi rumah bagi penduduk asli Port Numbay. Teluk tersebut merupakan laut yang menjorok jauh ke daratan di bagian utara Pulau Papua.

Bentuk teluknya menyerupai huruf U dengan pantai berair tenang dan tingkat sedimentasi  rendah. Air lautnya tenang, bersih, dan berwarna biru cerah serta masih banyak terdapat ikan di sekitarnya.

Kota Jayapura di Teluk Humboldt sendiri awalnya dikenal dengan nama Holandia pada masa Hindia Belanda (1910-1962) dan nama Sukarnopura pada awalnya kembali ke pangkuan negara (1962-1968).
Selanjutnya pada 1968 berganti nama menjadi Jayapura yang mirip nama Kota Jaipur di Rajasthan, India, di mana berarti kota kemenangan atau The City of Victory.